Abstract
ABSTRAK Menurut penelitian yang dilakukan di Pati Jawa Tengah bahwa faktor – faktor yang erat hubungannya dengan kejadian TB paru adalah status gizi yang tidak baik beresiko terjadinya penyakit TB paru 3,7 kali lebih besar daripada yang memiliki status gizi yang baik, kebiasaan merokok akan beresiko terjadinya TB paru 2,559 kali daripada yang tidak merokok dan adanya riwayat kontak penularan anggota keluarga yang menderita TB paru akan mampu menularkan 79,781 kali lebih besar dari keluarga yang tidak ada menderita TB paru, kepadatan hunian yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan lebih beresiko terjadinya TB 5,983 kali lebih besar daripada yang memenuhi syarat kesehatan dan ventilasi kurang dari 10% dari luas lantai beresiko terjadinya TB paru 16,9 kali lebih besar dari ventilasi lebih dari ventilasi lebih dari 10% (Rusnoto dkk, 2006). Berdasarkan data laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ditemukan kasus TB paru dengan peningkatan jumlah kasus selama 3 (tiga) tahun. Data tahun 2014 sekitar 22.022 orang, pada tahun 2015 sekitar 23.013 orang dan pada tahun 2016 sekitar 23.144 orang (Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2016). Propinsi Sumatera Utara memiliki 33 (tigapuluh tiga) kabupaten dan kota salah satunya adalah Kota Pematangsiantar. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dengan kasus TB dilaporkan bahwa, selama tiga tahun mengalami peningkatan yang dimulai dari tahun 2014 – 2016. Pada tahun 2014 ditemukan kasus TB sebanyak 533 kasus, tahun 2015 mengalami kenaikan sebanyak 535 kasus dan pada tahun 2016 mengalami kenaikan lagi menjadi 574 kasus. Kasus TB ini terjadi di seluruh wilayah kerja Puskesmas dibawah Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dengan angka tertinggi penyakit TB di Puskesmas Martoba. Puskesmas Martoba adalah salah satu puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan dan juga mempunyai program pengendalian penyakit menular yaitu TB. Program pengendalian berupa Strategi DOTS (Directly Observed Treatmen Short-Course). Data yang dilaporkan bahwa, selama 3 tahun (2014 – 2016) kasus TB yang mengalami kenaikan setiap tahunnya. Ditemukam kasus TB di Tahun 2014 dengan jumlah kasus sebanyak 39 orang, tahun 2015 ditemukan jumlah kasus TB sebanyak 54 orang dan pada tahun 2016 jumlah kasus TB 58 orang. Penelitian ini bertujuan mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB di Puskesmas Martoba Kota Pematang Siantar. Desain penelitian ini adalah cross sectional analitik dengan jumlah sampel 4 0 orang. Sampel diambil dengan teknik Total Population Sampling. Alat pengumpul data adalah kuesioner dan analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang mempengaruhi kejadian TB DI Puskesmas Martoba Kota P.Siantar, nilai P Value adalah 0.029< α (0.05) dan terdapat hubungan yang bermakna antara yang mempengaruhi kejadian TB DI Puskesmas Martoba Kota P.Siantar, nilai P Value adalah 0.002< α (0.05). Diharapkan pelatihan secara konsisten dan P-ISSN : 2549-3043 E-ISSN : 2655-3201 542 Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No.1 Januari 2021 berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan manajemen kepala puskesmas dan memotivasi pegawaisehingga mampumeningkatkankinerja. Kata kunci: Faktor-Faktor yang mempengaruhi TB
References
DAFTAR PUSTAKA
Antonius, W.K, 2005. Kebijakan
Pemberantasan Wabah
Penyakit Menular, Jakarta
Aru W. Sudoyo dkk, 2007. Buku Ajar
Penyakit Dalam. Jilid II edisi
IV. Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta
Aditama T.Y, 2002. Tuberkulosis
Paru: Masalah dan
Penanggulangannya, edisi
IV. Cetakan ke 1. Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia, Jakarta
Alsagaf H dlkk, 2005. Dasar-dasar
Ilmu Penyakit Paru. Cetakan
ke 3. Airlangga university
Press. Surabaya
Bhisma Murti, 2003. Prinsip dan
Metode Riset Epidemiologi,
Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
.