EFFECT OF TUBER CUTTING AND CROPPING DENSITY AGAINST GROWTH AND YIELD OF ONION (Allium ascalonicum L.)
Abstract
District, North Sumatera. The study was conducted in April to June 2017. This research was
arranged based on Factorial Randomized Block Design with 2 treatment factors and 3
replications. The first factor was cutting of tubers with 4 levels ie: P0 = without cutting tuber, P1 = cutting tuber of 1/3 of shoot, P2 = cutting tuber of 1/4 of shoot, and P3 = cutting tuber of 1/5 of part shoots. The second factor of plant density with 3 levels of spacing is J1 = 20 cm x 10 cm, J2= 20 cm x 15 cm, and J3 = 20 cm x 10 cm. The results showed that tuber cutting treatment had significant effect on all observed variables, whereas cutting of tuber 1/3 of shoot (P1) was the best treatment. Treatment of plant density had significant effect on all observed variables, where the density with plant spacing of 20 cm x 20 cm (J3) was the best treatment. The interaction between tuber cutting and plant density had no significant effect on all observed variables.
Full Text:
PDFReferences
Ansoruddin. Batubara, LR. Permadi, AI. 2017. Pengaruh Pemberian Median Tanam dan Dosis Pupuk Organik Cair (POC) Nasa Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Gaharu (Aguilaria moluccensis). Bernas
Brewster JL, Salter PJ. 1980. Effect of planting spacing on yield and bolting of two cultivars of over wintered bult. onion. Hortscience. 55(2):97-102
Collins, W. K., dan S. N. Hawks. 1993. Principles of fluecured tobacco production. N. C.27695. (316 p)
Direktorat Jendral Hortikultura. 2008. Teknologi Produksi Benih Bawang Merah. Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi. Hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens).
Seminar program tadi hortikultura semester V, politeknik negeri lampung, Lampung.
Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi. 2010. Standar Prosedur Operasional Budidaya Bawang Merah. Direktorat Jendral Hortikultura. Kementrian Pertanian, Jakarta.
Dirjen Pertanian. 1989. Bercocok Tanam Hortikulutra Seri Sayur-sayuran dan BuahBuahan. Jakarta.
Estu, Rahayu, dan Berlian VA, Nur.2007. Bawang merah. Penebar Swadaya. Jakarta
Firmanto, B.H. 2011. Praktis Bertanam Bawang Merah Secara Organik. Penerbit Angkasa, Bandung. 44 Hlm.
Flower, K. C. 1999. Field practices. Tobacco : Production, Chemistry, and Technology, D. L. Davis and M. T. Nielsen eds. Blackwell Sci. pp.76-103
Gardner,F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia (UI ) Press, Jakarta.
Harjadi, S.S. 1993. Pengantar Agronomi. Departement Agronomi Fakultas Pertanian. IPB. P.
Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah: Akademika Pressindo. Bogor. hlm 66-70
Hasibuan. 2004. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.
Hervani, D., Lili, S., Etti, S., dan Erbasrida. 2008. Teknologi Budidaya Bawang Merah pada Beberapa Media dalam Pot di Kota Padang. Universitas Andalas. Padang.
Jumini, Yenny S., dan Nurul Fajri. 2010. Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit dan Jenis Pupuk OrganikTerhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah. J. Floratek 5:164-171.
Kato T. 1966. Physiological studies on the bulbing and dormancy and onions plant, VIII, Relation between dormancy and organic consultaion for bulbs. J. Jap. Soc. Hort.
Lampiran SK Kementerian Pertanian No. 594/Kpts/TP290/8/1984. Pelepasan Varitas Bawang Merah Bima Brebes. Balitsa.litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 11 Pebruari 2017-02-
Latarang, B. dan A. Syakur . 2006. Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang.J.Agroland 13(3):265–269.
Marsono. Pinus Lingga, 2011. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nasution, E. S. 2008. Pengaruh Kepekatan Ekstrak Daun Nimba Terhadap Penekanan Serangan (Alternaria porri (EII.CIF) Pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Universitas Sumatera Utara. Medan
Novizan.2010. Petunjuk Pemupukan yang Efektif Edisi Revisi. Agromedia. Jakarta. 128 Hlm.
Nugraha, S. 2008. Teknologi Sistem Pengeringan dan Penyimpanan Bawang Merah. Balai Besar Pascapanen, Bogor http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id.
Priyono, S. H., dan D. S. H. Hoesen. 1996. Perbanyakan Amarillis sp. Dengan Kombinasi Perlakuan Pembelahan Umbi dan Perendaman Giberellic acid. Prosiding Seminar Nasional Tanaman Hias
Samadi, B dan Cahyono. 2009. Bawang Merah. Kanasius. Jogjakarta. 35 hlm
Simanungkalit R.D.M, Saraswati R, Hastuti R.D dan Husen E. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Jawa Barat. 113 Hlm.
Sudirja, R. 2007. Bawang Merah. http://lablink.or.id/Agro/bawangmerah/Alternariapatrait.
html.diakses tanggal 2 Pebruari 2017.
Sumarni, N. dan Hidayat A. 2005. Budi aya Bawang merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jakarta Selatan.
Sumarni, N, Rosliani, R dan Basuki,RS.2012.Respon Pertumbuhan, Hasil Umbi, dan Serapan Hara NPK Tanaman Bawang Merah terhadap Berbagai dosis pemupukan NPK pada tanah Alluvial. Balai Penelitian Tanaman Sayur.Bandung. J Hort. 22 (4) : 366-375 hlm 366-368
Suntoro. 2001. Pengaruh Residu Penggunaan Bahan Organik, Dolomit dan KCl pada Kacang Tanah pada Oxic Dystrudept di Jumapolo, Karanganyar.Habitat12(3)
Tjitrosoepomo G. 2010. Taksonomi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 149 Hlm.
Wattimena, G. A. 1987. Diktat zat pengatur tumbuh tanaman Laboratorium. Kultur Jaringan Tanaman PAU Bioteknologi IPB. Bogor.
Wibowo,s. 2005. Budidaya Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta. 212 Hlm.
Wididana G. NG, M. Muntoyah. 1999. Tehnologi Effective
Microorganism-4. Dimensi Baru dalam Bidang Pertanian Modern. Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (ISPA). Jakarta.
Wiskandar, 2002. Pemanfaatan Pupuk Kandang untuk memperbaiki sifat fisik tanah dilahan kritis yang telah diteras. Kongres Nasional VII
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Alamat Redaksi:
Gedung Fakultas Pertanian, Universitas Asahan
Jl. Ahmad Yani No. 1, Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara 21214, Indonesia