BROWNIS JAGUNG KUKUS SEBAGAI ALTERNATIF CAMILAN PENAMBAH ENERGI PADA IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI KOTA GORONTALO
Abstract
Ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronik (KEK) berisiko menderita anemia, meningkatkan risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), KEK juga dapat menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan konseling gizi pada ibu hamil KEK dan mendemostrasikan pembuatan brownis jagung kukus sebagai alternatif bahan makanan tambahan lokal pada ibu hamil KEK. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dilakukan meliputi 4 (empat) tahapan kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat diketahui bahwa 30,% ibu hamil berada pada rentang usia berisiko yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, 41,4% ibu hamil yang berpendidikan rendah (kurang dari SMA), dan 13,3% Ibu hamil KEK. 150g brownis jagung dapat menjadi alternatif makanan tambahan bagi ibu hamil KEK yang memenuhi syarat kandungan zat gizi makro yaitu mengandung minimum 270 kalori, minimum 6 gram protein, dan minimum 12 gram lemak. Saran untuk anggota tim pengabdian kepada masayarat agar dapat melakukan kegiatan yang sama di lokasi lainnya dalam rangka menyebarluaskan informasi kepada masyarakat mengenai alernatif bahan makanan tambahan berbahan lokal bagi ibu hamil KEK.
Kata Kunci: Ibu Hamil, Kurang Energi Protein, Brownis Jagung
Full Text:
PDFReferences
The Manoff Group. Guidance for Formative Research on Maternal Nutrition Infant & Young Child Nutrition Project.; 2012. http://iycn.wpengine.netdna-cdn.com/files/IYCN_Maternal_Nutrition_Research_Guidance_022112.pdf.(1)
Ariyani DE, Achadi EL, Irawati A. Validitas Lingkar Lengan Atas Mendeteksi Risiko Kekurangan Energi Kronis pada Wanita Indonesia. Kesmas Natl Public Heal J. 2012;7(2):83. doi:10.21109/kesmas.v7i2.67. (2)
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis Gizi. 2015. www.pusdatin.kemkes.go.id/. (3)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat Tahun 2016.; 2017. http://depkes.go.id/resources/download/LAKIP2017/5 LKj Es 1 2016/3. Laporan Kinerja Tahun 2016 Ditjen Kesmas.pdf. (4)
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB); 2019. (5)
Fidyah A, Atika W, Pratidina LR. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (KEK) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. J Kesehat. 2014;5:167-172. (6)
Ekowati D, Seri Ani L, Trisna Windiani I. High parity and chronic energy deficiency increase risk for low birth weight in Situbondo District. Public Heal Prev Med Arch. 2017;5(1):35.doi:10.24843/phpma.2017.v05.i01.p06. (7)
Denantika O, Serudji J, Revilla G. Hubungan Status Gravida dan Usia Ibu terhadap Kejadian Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012-2013. fk.unand.ac.id. 2015;4(1):212-217. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/224/218. (8)
Salawati L. Hubungan usia, paritas dan pekerjaan ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah. J Kedokt Syiah Kuala. 2012;12(3):138-142. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/view/3512/3265. (9)
Handayani S, Budianingrum S. Analisis faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis pada ibu hamil di wilayah puskesmas wedi klaten. J involusi kebidanan. 2011;1(1):42-60. (10)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Gizi Ibu Hamil Dan Pengembangan Makanan Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan Lokal. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2010. (11)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.; 2013. (12)
Refbacks
- There are currently no refbacks.